CPP Gundih Pertamina EP Field Cepu saat Gelar Simulasi Demo, Antisipasi Menghadapi Situasi Kedaruratan, Jumat (01/12/2023) |
BLORA – Puluhan warga Desa Sumber Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora Jawa Tengah melakukan aksi unjuk rasa di area Central Processing Plant (CPP) Gundih Regional 4 Zona 11 Field Cepu.
Dalam aksinya, terlihat warga setempat membawa spanduk serta berbagai tulisan sambil teriak-teriak Menuntut ganti rugi atas peristiwa kebocoran gas di area CPP Gundih Pertamina EP Field Cepu.
Aksi demo puluhan warga dilakukan lantaran adanya kabar satu orang meninggal dunia karena peristiwa kebocoran gas di area CPP Gundih. Serta terkena dampak dari aktivitas CPP Gundih. Warga khawatir dan merasa dirugikan, sehingga meminta pertanggungjawaban Pertamina EP Field Cepu.
Petugas gabungan dari Kepolisian, TNI, dan Satpol PP diterjunkan untuk membantu menghadang dan mengamankan para warga yang melakukan aksi demo.
Aksi dorong tendang dan tarik pun tak dapat dielakkan. Pendemo berusaha merangsek masuk pagar, namun dihalau pasukan gabungan. Satu demi satu provokator demo diamankan.
Negosiasi antara keamanan dan pendemo berjalan cukup alot, pendemo minta semua bisa menemui manajemen guna menggemukan aspirasinya, namun pihak keamanan menolak.
Tawaran 1 orang perwakilan dilontarkan namun ditolak pendemo, tawaran 2 orang perwakilan juga mendapat penolakan dan tawaran 3 perwakilan awalnya ditolak dan mereka inginkan 4 perwakilan.
Keamanan bersikukuh hanya 3 perwakilan yang dapat masuk. Akhirnya pendemo luluh dan menerima 3 perwakilan masuk dan melakukan negosiasi bersama humas Pertamina EP Field Cepu.
Dalam pertemuan tersebut, ada tiga tuntutan yang disampaikan warga. Diantaranya, penambahan tenaga kerja dari warga lokal, ganti rugi tanaman yang terdampak, dan kompensasi kebisingan yang ditimbulkan CPP Gundih Pertamina EP Field Cepu.
Sementara itu, Humas Pertamina EP Field Cepu Zona 11, Sony Aditya Kusuma menyampaikan, bahwa saat ini pihaknya tengah fokus pada upaya penanggulangan kebakaran tersebut. Diketahui bahwa dalam kejadian ini, terdapat sekitar 3 pekerja yang terlibat.
"Saat ini, kami sedang fokus pada penanggulangan kebakaran. Mohon waktunya untuk informasi selanjutnya yang akan kami sampaikan dalam rilis berikutnya," ungkap Sony, saat ditemui di lokasi pada, Kamis (30/11/2023) kemarin.
Namun, rangkaian peristiwa itu hanya sebuah simulasi dalam menghadapi situasi kedaruratan di wilayah operasi CPP Gundih Pertamina EP Field Cepu Zona 11.
Sony Aditya Kusuma menjelaskan, Simulasi ini sebagai upaya memastikan kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat. Hari ini, dilakukan simulasi penanggulangan kebakaran di wilayah kerja yang melibatkan berbagai pihak, forkopimcam dan stakeholder terkait.
Kegiatan simulasi ini dirancang dengan skenario penanganan kebakaran di wilayah kerja yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Selain penanggulangan kebakaran, simulasi ini juga mencakup aksi massa. Dengan harapan kejadian sebenarnya tidak akan terjadi di kemudian hari. Juga mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
“Dalam simulasi ini, kami bekerja sama dengan forkompimcam. Mulai dari Kapolsek, Camat, Koramil, dan Kepala Desa,” ungkap Sony Aditya Kusuma.
Superintendent HSSE Pertamina Field Cepu zona 11, Indra Firmanuddin, menyampaikan, tujuan utama dari latihan ini adalah memastikan alur prosedur penanganan keadaan darurat yang efektif dalam menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi.
Latihan ini mencakup berbagai aspek, baik di dalam dan luar perusahaan. Kegiatan ini tidak hanya untuk memastikan keselamatan internal perusahaan tetapi juga untuk memastikan komunikasi yang efektif dengan stakeholder.
“Kami ingin memastikan bahwa personil kami percaya diri dalam menghadapi aktivitas darurat dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik di lingkungan internal maupun eksternal,” ujar Indra.
Selain itu, latihan tersebut juga dilakukan untuk mengedukasi masyarakat sekitar agar tidak panik dalam situasi darurat.
Indra menandaskan, pentingnya menjaga kondisi aman dan nyaman dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. terutama di lingkungan yang memiliki risiko tinggi seperti perusahaan minyak dan gas (migas).
Latihan kesiapsiagaan dilakukan secara rutin dari tahun ketahun. Terutama menjelang periode yang potensial memiliki risiko tinggi. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesiapsiagaan personil dan mengantisipasi potensi risiko eksternal.
“Kami selalu siap untuk merespons tuntutan dan permintaan dari masyarakat, memastikan bahwa dampak dari operasional perusahaan tidak merugikan lingkungan sekitar,” tutup Indra.(Agw)