BLORA – Dinas Kabuaten Blora terus beruapaya melakukan pencegahan penyakit Tuberkulosis (TBC) bagi masyarakat. Upaya pencegahan terus dilakukan petugas, diantaranya dengan melakukan vaksinasi terhadap bayi dan sosialisasi hidup sehat di masyarakat.
“TBC itu penyakit menular. Upaya pencegahan yang kita lakukan diantaranya bayi divaksinasi, sosialisasi hidup sehat. Bagi yang bergejala kita periksa dan awasi enam bulan penuh. Keluarga juga kita pastikan tidak tertular,” ucapnya Joko Budi Heri selaku Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Dinkes Blora
Joko Budi Heri Santoso, menyebut angka tersebut masih di bawah target yang telah ditetapkan pemkab dan provinsi.
“Angka itu masih di bawah target. Target kita 45 persen, kalau 630 kasus itu baru 37 persen. Jadi trendnya justru menurun,” kata Joko Budi usai rapat koordinasi (rakor) lintas program dan sektor di Kecamatan Cepu, Kamis (27/07/2023).
Dari data temuan kasus TBC dalam tiga tahun terakhir terjadi kenaikan kasus di tahun 2022.
“Tahun 2020 ada 947 kasus, tahun 2021 765 kasus dan 2022 1.220 kasus. Sementara yang terduga pada tahun 2022 ada 8.167 dan tahun 2023 ada 4.626 terduga. Terduga itu orang kontak dengan penderita TBC,” tegasnya.
Sekedar diketahui, Kasus penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati rangking dua di dunia. Di Blora Jawa Tengah hingga pertengahan tahun 2023 temuan penyakit TBC mencapai 630 kasus.(Ag)