Sego Kethek makanan khas wisata desa Kantri, Foto : (agung) |
Semarang - Peserta acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah terlihat lahap menyantap Sego Kethek (Nasi Monyet) yang merupakan kuliner andalan dari Desa Wisata Kandri, Gunungpati, Semarang, pada Jumat (3/3/2023).
Sego kethek sendiri merupakan makanan Khas wisata Desa Kandri, yang menunya terdiri dari nasi yang dibungkus dengan daun jati atau daun pisang dengan lauk oseng-oseng daun singkong, daun pepaya,tempe bacem,telur dadar dan peyek ikan teri serta ditambah dengan sambal.
Heri Purnomo, salah satu peserta HPN 2023 yang berasal dari PWI Blora mengungkapan, meski menunya terlihat sederhana dan khas masakan desa, namun rasanya luar biasa nikmat .
"Rasanya enak baget dan luar biasa, meski kelihatannya tadi seperti masakan biasa yang dibungkus daun pisang, namun setelah saya rasakan ternyata enak banget dan ini yang menjadi ciri khas makanan di desa Kandri ini," Ungkap Heri.
Sementara itu, Suhono, selaku Marketing dan pemandu desa wisata Kandri, menerangkan sego kethek atau nasi kethek merupakan khas Kandri karena supaya orang itu mudah mengingatnya bahwa Kandri itu ada even monyetnya.
"Selain itu juga berawal dari adanya kegiatan masyarakat yang melakukan kerja bhakti atau ugur gunung membangun rumah dan sebagainya itu pada saat ngasi makan kan di elungkan atau estafet, nah itu disini disebut Kethek an. Nah itu untuk mempermudah Kandri mempunya ikon kuliner yaitu Sego Kethek," Kata Suhono.
Suhono juga menjelaskan, selain sego Kethek juga ada dawet yang merupakan produk dari warga desa Kandri yang merupakan unggulan yang ada di desa tersebut.
Dirinya juga menjelaskan, di desa wisata Kandri sendiri ada beberapa paket yang ditawarkan bagi pengunjung sesuai dengan potensi dan keahlian yang ada di masyarakat.
"Untuk paket unggulan sendiri, Desa Wisata Kantri menawarkan beberapa paket yakni, sektor pertanian, ada lukis caping, ada UKM nyawah, ada gamelan, ada permainan tradisional kemudian juga ada paket jemparing," jelasnya.
Nah, bagi pengunjung yang dari luar kota tak perlu kuatir apabila ingin menginap. Pengelola wisata di desa Kandri juga menyiadakan penginapan berupa homestay yang bernuansa kekeluargaan dengan pemilik rumah. Dimana pengunjung yang akan menginap menjadi satu dengan pemilik rumah dan sudah dianggap seperti keluarganya sendiri.
"Homestay sebelum pandemi ada 100 yang dirumah warga, terdiri dari RW 1, 2 ,3 dan 4 semuanya menyebar,"ungkapnya.
Dengan menjadi desa wisata, Kandri pada tahun 2018 sebelum pandemi bisa memperoleh pendapatan Rp. 1,2 milliar per tahun, namun tahun 2019 dikarenaka adanya pandemi pendapatan mulai berkurang.
"Dan tahun 2020 kita mulai bangkit lagi dengan dukungan dari beberapa stekholder khususnya dari Dinas Pariwisata agar kita ayo bangkit lagi," Ujar Suhono.
Adapun biaya paket wisata sendiri di lokasi wisata desa Kantri, pengelola memasang tarif antara harga mulai kisaran 250 hingga 300 ribu rupiah sudah termasuk penginapan dan keliling kampung wisata desa Kandri. (Agung)