Foto: iStock |
BLORA – Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Sutik menyampaikan, HIV dan AIDS memiliki gejala yang berbeda namun hampir sama.
Ada perbedaan gejala yang dialami oleh orang terdeteksi mengidap
virus Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodeficiency Syndrome
(HIV/AIDS). Hal ini perlu diperhatikan, supaya bisa mendeteksi lebih dini.
Perbedaan tersebut, menurut dia, bisa dilihat dari durasi pada
gejala HIV dan AIDS. Gejala AIDS memiliki durasi lebih lama daripada gejala
HIV.
Sutik menjelaskan, gejalanya sama. Seperti demam, diare kronis,
batuk kronis, dan penurunan berat badan. "Hanya, gejala AIDS durasinya 3
bulan lebih lama daripada HIV. Selanjutnya, disertai dengan adanya herpes di
alat kelamin," ungkap Sutik, dikutip dari www.ngopibareng.id, Kamis (9/3/2023)
Disampaikan, HIV/AIDS merupakan virus yang berbahaya. Sampai
saat in, belum ada obat yang bisa menyembuhkan. Hanya dengan mengkonsumsi obat
untuk mencegah persebaran virus.
Sutik melanjutkan, dirinya mengupayakan agar pelayanan dan pengobatan
untuk mencegah HIV/AIDS ditingkatkan. Tahun ini, pihaknya, sudah melakukan
pelatihan kepada tenaga medis untuk menangani kasus virus tersebut. Di setiap
rumah sakit dan Puskesmas yang tersebar di Blora.
Tahun
2022 lalu baru 5 Puskesmas yang bisa menangani kasus tersebut. Untuk tahun ini,
di bertekad bisa 100 persen mampu memberikan perawatan dan pengobatan di setiap
Puskesmas. "Pelayanan tersebut tinggal menunggu aktivasi," kata Sutik.
Tujuannya,
kata dia, agar lebih mudah dan cepat mengobati serta menjangkau penderita yang
tersebar di wilayah Blora. "Pengobatan HIV/AIDS kan harus intens setiap
hari dan seumur hidup agar bisa mencegah penyebaran virusnya," jelas
Sutik.
Selain itu, dirinya juga bekerja sama dengan beberapa pihak
lain. Untuk mencegah persebaran virus tersebut melalui sosialisasi.
Dia berpesan kepada masyarakat, agar memperhatikan aktivitas
atau akses yang rawan menyebabkan persebaran virus tersebut. Seperti kontak
seksual, kontak darah yang biasanya saat melakukan tranfusi darah, dan ibu yang
menderita virus tersebut kepada anaknya.
Dia
juga akan membentuk program Dukungan Sebaya. Tujuannya untuk, mengumpulkan
penderita HIV/AIDS agar saling mendukung dalam masa pengobatan dan pencegahan.
Ditambahkan, awal tahun 2023 ini terdapat 14 orang yang
terdeteksi HIV / AIDS. Rinciannya, 12 orang mengidap HIV dan 2 lainnya mengidap
HIV/AIDS.
Untuk diketahui, sebelumnya, pada 2022 lalu terdapat 213 kasus
HIV/AIDS yang berasal dari 149 pengidap HIV dan 64 HIV/AIDS.(Ag)