Masa Pandemi, Peran Guru dan Orang Tua Diperlukan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh

BLORA KUNCARA
0

 

Gufron Adhy Kurnianto, S. Pd. SS, Guru SDN 2 Jiken

 


Penulis : Gufron Adhy Kurnianto,S.Pd. SD
Guru     : SDN 2 Jiken

BLORA - Pasca mewabahnya Pandemi Covid-19 di Indonesia pada pertengahan Maret 2020 lalu, pemerintah pusat maupun daerah dengan sigap mengeluarkan kebijakan dalam dunia pendidikan yaitu meniadakan sementara pembelajaran tatap muka secara langsung dan diganti dengan pembelajaran secara Online, baik pada tingkat sekolah dasar dan menengah, maupun tingkat perguruan tinggi.

Kebijakan tersebut bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran wabah ini. Ketentuan pembelajaran jarak jauh melalui metode sekolah Online yang secara tiba-tiba diterapkan tentu membawa berbagai kendala.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memutuskan pembelajaran tetap dilakukan di rumah untuk sekolah yang berada di kawasan zona kuning, oranye, dan merah. Hal ini tentu saja akan membuat orang tua harus bekerja ekstra di rumah. Terutama untuk para ibu rumah tangga harus sebaik mungkin mengontrol kegiatan pembelajaran anak nya di rumah.

Perubahan model pembelajaran dari tatap muka ke daring (Online) tentu saja banyak menghambat proses pembelajaran terutama interaksi yang tidak berjalan baik antara guru dan peserta didik. Beberapa kendala bisa saja terjadi seperti tidak ada sinyal, kuota habis, bahkan ada beberapa peserta didik yang tidak mempunyai smartphone.

Sekolah dan orang tua harus saling bersinergi menghadapi pembelajaran jarak jauh di rumah. Pihak sekolah akan lebih baik jika memberikan beberapa masukan untuk orang tua dalam mengontrol anaknya ketika kegiatan pembelajaran daring ini dilakukan. Karena peran orang tua saat ini menjadi lebih dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dikonsepkan oleh pihak sekolah.

 Proses mengajar via daring bagi seorang guru bukanlah hal yang mudah, justru proses mengajar jarak jauh via daring  ini merupakan tantangan tersendiri untuk dapat mengatur berbagai macam hal dan kegiatan termasuk mengupayakan materi tersampaikan dengan baik pada peserta didiknya. Karena pasti saja, akan banyak kendala dalam proses mengajar daring.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini guru dan peserta didik tidak lagi belajar tatap muka di satu ruangan kelas secara langsung, akan tetapi menggunakan via daring yang membuat peran orang tualah yang  mempunyai banyak kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan putra-putrinya.

Peran Guru di Masa Pandemi antara lain, Guru tetap memberikan materi atau penugasan terhadap siswa disertai dengan motivasi pada siswa untuk tetap semangat dalam belajar ditegah maraknya virus Corona. Guru juga harus memberikan nasihat atau hal-hal yang bersifat positif agar siswa tidak terlalu takut akan pandemi ini.

Memastikan tercapainya tujuan pendidikan dan pemenuhan target akademik dan non akademik, mempersiapkan materi dan hasil evaluasi pembelajaran. Di samping itu, Guru juga memiliki tanggung jawab dalam memastikan keselamatan peserta didik secara fisik dan psikis serta memberikan penguatan aktif dan memberikan pemahaman kepada siswa guna menaati semua protokol kesehatan.

Sedangkan peran orang tua di masa pandemi antara lain ikut membantu mengontrol kegiatan pembelajaran, antara lain orang tua harus mengetahui jadwal pembelajaran anak nya, agar setiap saat dapat mengingatkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran. 

Hal ini bisa dikatakan bahwa orang tua menjadi guru di rumah. Tidak hanya mengontrol, akan tetapi orang tua juga harus selalu memberikan motivasi kepada anak nya untuk semangat mengikuti pembelajaran.

Memfasilitasi anak belajar, poin kedua ini bisa dikatakan sebagai salah satu faktor utama kunci keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini. Orang tua harus memberikan fasilitas senyaman mungkin untuk anak nya dalam mengikuti pembelajaran. Ingat, senyaman mungkin bukan semewah mungkin. 

Salah satu fasilitas yang terpenting ialah kuota internet, tidak hanya untuk satuan pendidikan sekolah, permasalahan kuota internet juga dirasakan para siswa. Para orang tua bisa mengalokasikan keuangan yang sebelumnya digunakan untuk ongkos dan biaya pulang pergi dialokasikan untuk membeli kuota internet.(Admin)



Penulis : Gufron Adhy Kurnianto,S.Pd. SD

Guru     : SDN 2 Jiken

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)